s u a m i s t r i

Pointnya adalah bahwa :

= suatu pernikahan berarti pertautan 2 hati yang saling mencintai
= memperlihatkan rasa tanggungjawab terhadap kehidupan bersama
= juga bermakna penyatuan 2 keluarga
= pernikahan berarti ada sepasang cincin kawin yang mestinya selalu melingkar di jari
= dan suatu usaha mencari dan menyamakan kesukaan/hobby
= pernikahan berarti kalau bangun tidur pagi, kita harus membiasakan diri dengan adanya orang lain yang seranjang dengan kita (tidak boleh kaget, apalagi berteriak histeris!)
= dan pernikahan berarti mulai memikirkan :
-> mau bikin apa ya untuk sarapan, makan siang, makan malam suami nanti?
-> bagusnya hari ini suamiku pakai baju apa ya? Kemeja warna apa? Celana yang mana?
-> bagaimana dapat uang untuk beli susu anak dan tagihan sekolahnya
-> siapa yang musti bayar listrik, air, telpon, gas
-> bagaimana bayar cicilan mobil
-> beli sabun untuk nyuci pakaian setumpuk gunung, jangan cuma ingat belanja
lipstikbedakparfum
-> dan 2008 persoalan lainnya

Setelah diteliti, ditimbang dan dipikirkan baikbaik, ternyata : banyak yang aneh dalam hidup berkahwin itu, banyak positif-negatifnya, banyak pikir sana pikir sininya, banyak iyah-okeh dan ogah-emohnya, banyak pernyataan yang saling bertentangan, seperti :

= PERTAUTAN 2 HATI YANG SALING MENCINTAI?
Bagaimana kalau kedua hati itu lagi capek, banyak urusan dan tidak mau diganggu (dalam segala hal, mulai dari yang cuma mau diaaaaam saja nonton TV sampai yang tidak mau dicolekcolek!) atau bila yang satu lagi tidak mau ngobrol, sementara yang lain mau banget nyeritain kejadian lucu hari itu!). Apa kalimat “komunikasikan segala hal antara suami istri” masih berlaku pada saatsaat begini? Capek deeeeh....
Tapi coba ingat, mana itu masamasa perkenalan, atau pacaran atau ta’aruf atau apapun istilahnya yang dimaknai kalimat “tahu oncom pun serasa pizza”? Ingat dong itu semua, manis manis manis. Yang pertama dilakukan adalah “cooling down”, bo! Artinya : bobo aja dulu, baru ngobrol!

= TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEHIDUPAN BERSAMA?
Bila dulu kita hanya bertanggungjawab terhadap orangtua, guru, bahkan diri kita sendiri atas apa saja yang sudah kita lakukan, maka sekarang ada satu makhluk lagi bernama suami/istri yang harus dinafkahi, dicintai, disayangi, diurusi, dipatuhi, di... di... dipegang tangannya bila mau menyebrang jalan!

= PENYATUAN 2 KELUARGA?
Apa semua ikhlasikhlas saja bila harus mengetahui dan diketahui urusannya oleh keluarga di seberang sana (keluarga suami/istri)
Apa yang musti disatukan oleh 2 rombongan manusia yang sedari lahir memang sudah terpisah?
Oh yayaya... ambil positifnya : kita dapat sodarasodara baru, kita menemukan kegembiraan baru saat berkumpul, kita punya orangtua, tante-om, kemenakan bahkan kakek-nenek baru! Mana ada di toko dijual kakek dan nenek baru. Kalo tidak pelcaya boleh lhu olang tanya toko sebelah!

= SEPASANG CINCIN KAWIN SELALU MELINGKAR DI JARI?
Terus terang kami tidak pernah memakai cincin kawin kami sehariharinya. Bagaimana mau dipakai kalau sebentarsebentar kami harus mencuci tangan. Yaaa... kami diwajibkan mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien, sebelum dan sesudah operasi, dan sebelum dan sesudah makan!
Jadi mending itu sepasang cincin kawin disimpan di dalam lemari saja, dan cuma dikeluarkan pada saat tertentu, misalnya saat mau ke pesta, mau diperlihatkan ke oranglain ---entah apa urusannya— atau saat perlu dijual karena kehabisan dana untuk dugem! Ajip ajip ajip ajip ajip ajip *musik dugem neh....*
Toh dengan tidak memakai cincin apapun di jarijari ini, bukan berarti kami tidak saling setia toch...

= MENCARI DAN MENYAMAKAN HOBBY?
Tujuannya tentunya agar suami-istri berdua dapat hidup rukun tentram dan damai, setuju? Kalau begitu coba kita telaah hobby suami dan saya. Betul.... memang ternyata sama, sang suami suka bercocok tanam, menanam pohonpohon penyejuk halaman dan sangat mencintai bunga yang bermekaran karenanya. Sementara saya pun sangat mencintai bunga.... bank!
Yu mari.... Mari ki’ di....

= TIDUR BERSAMA?
No comment untuk yang satu ini

= BELAJAR MASAK
Supaya tidak bingung dengan sarapan, makan siang, makan malam suami nanti, memang sebaiknya kita belajar masak, tapi kurasa lebih baik lagi kalau kita makan di luar saja. Nyamnyamnyam...

= TAGIHANTAGIHAN
Waktu pacaran, dana sekian puluh persen terserap untuk beli pulsa. Setelah berkahwin kami dipusingi oleh 2008 jenis tagihan yang sampai di rumah setiap bulannya. Rasanya tidak ada yang enak, yang satu tidak lebih baik dari yang lain. Ya iyyalaaah, mana ada urusan bayarbayar semacam itu menyenangkan? Tapi kalau masalah DIBAYARKAN/DIBAYARIN (dhuh... siapa tyuh yang begitu baik hati membayarkan?) pasti sangat sangat sangaaaat membahagiakan!

Begitulah kurang lebih. Semuanya simpel tapi rumit juga, suka namun sesekali ada juga dukanya, aneh tapi lucu juga....
Dirangkum sajalah menuju suatu kebaikan.
Harus begitu,
Selalu begitu.
Agar si sakinah, si mawaddah dan si warrohmah datang menghampiri rumah kita




a g i q a z w a r

No comments:

 

THE SOUL © 2008. Template Design By: SkinCorner