Tombo Ati

Obat Hati
-Opick


Tombo ati iku limo perkarane

Kaping pisan moco Qur'an lan maknane

Kaping pindo Sholat wengi lakonono

Kaping telu wong kang sholeh kumpulono

Kaping papat kudu weteng engkang luwe

Kaping limo dzikir wengi engkang suwe

Salah sakwijine sopo biso ngelakoni

Mugi-mugi Gusti Alloh nyembadani


Koor :

Tombo ati iku limo perkarane

Kaping pisan moco Qur'an lan maknane

Kaping pindo Sholat wengi lakonono

Kaping telu wong kang sholeh kumpulono

Kaping papat kudu weteng engkang luwe

Kaping limo dzikir wengi engkang suwe

Salah sakwijine sopo biso ngelakoni

Mugi-mugi Gusti Alloh nyembadani


Obat hati ada lima perkaranya

Yang pertama baca Quran dan maknanya

Yang kedua sholat malam dirikanlah

Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh

Yang keempat perbanyaklah berpuasa

Yang kelima dzikir malam perpanjanglah

Salah satunya siapa bisa menjalani

Moga-moga Gusti Allah mencukupi


Koor :

Obat hati ada lima perkaranya

Yang pertama baca Quran dan maknanya

Yang kedua sholat malam dirikanlah

Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh

Yang keempat perbanyaklah berpuasa

Yang kelima dzikir malam perpanjanglah

Salah satunya siapa bisa menjalani

Moga-moga Allah Taala mencukupi

Moga-moga Allah Taala mencukupi

In Memoriam : Pak Chris and Pak Madattu

Pak Chris was our favorite teacher at Nusantara Junior High School. He was teaching Math, the lesson that my friends love, but not to me! I do not interest with number.
But I know, we love him verri mucho!
Why?
Because he loves us too!
Although he's always yelling at us, called us Gombal (some kind of stupid) and Kurang Gizi (Malnutrition) when we didn't do the math task or do not want to get any math lesson that day because of boring!
I know, he just wanted to give us sciences, experiences, and the meaning of life.


We have Pak Madattu for Geography lesson
He's calm, never yelled, and never angry to us
He's my favorite teacher, too.
He teach us the soil coats, the erosion, the climate, the weather change, the 7 atmosphere layers, ...
Are there any different between the atmosphere coats and the heaven sky?
On which coats do Pak Madattu now?


I think, Pak Chris and Pak Madattu are watching us now, smiling and knowing that we still love them, miss them, and hoping all the best for them.

Love Song

One Day In Your Life

(The Jacksons, 1975)

One day in your life
You'll remember a place
Someone's touching your face
You'll come back and you'll look around you

One day in your life
You'll remember the love you found here
You'll remember me somehow
Though you don't need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You'll remember one day...

One day in your life
When you find that you're always waiting
for the love we used to share
Just call my name
And I'll be there

You'll remember me somehow
Though you don't need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
You'll remember one day...

One day in your life
When you find that you're always longing
<for the love we used to share
Just call my name
And I'll be there

(Ohh...)

k e a j a i b a n

Masih percayakah kita pada keajaiban? Masih adakah keajaiban itu? Apakah keajaiban sama dengan kebetulan? Entahlah. Pertanyaanpertanyaan itu tak mungkin kujawab karena memang barangkali tidak ada jawabannya.

Yang jelas, saya mengalami apa yang kusebut ajaib itu suatu waktu dulu di Tanah Suci Mekkah.



Tepatnya di Masjidil Haram

Saat itu saya dan Bang Azwar belum menikah. Kami berkesempatan menunaikan ibadah haji bersamasama. Sebagai hadiah Dokter Teladan 2000, pemerintah ‘menugaskan’ kami menjadi dokter kloter haji tahun 2001. Tentu dengan senang hati kami menerima tugas mulia ini.
Ibu juga menjadi TKHI pada musim haji itu. Jadi kami sering ketemuan di Masjidil Haram. Tempat favorit kami adalah di lantai 2 segaris dengan Multazam. Musim haji tahun itu sungguh merupakan berkah bagi kami karenanya.

Di depan Multazam itulah kami mendrop banyak doa, meminta kesehatan, memohon citacita kami dikabulkan, dan lainlain.

Hari itu, saya dan Azwar duduk bersisian usai shalat ashar di tempat favorit kami tersebut. Kami masih duduk membaca doa dan terpekur untuk kesekian kalinya memandang takjub putaran jutaan manusia di bawah sana berthawaf. Mengelilingi Ka’bah 7 kali. Lantun doa terdengar gemuruh memberi warna tersendiri.

Saat itulah, terbang seekor burung merpati, rendah di atas kepala kami, berputarputar. Burung merpati memang sangat banyak jumlahnya di halaman mesjid, jinak, dan kami sering membeli 1 kantong biji gandum seharga 1 real untuk memberi mereka makan langsung dari telapak tangan kami. Menurut cerita orang, merpati adalah burung peliharaan nabi Muhammad SAW.

Merpati yang terbang di atas kepala kami tadi kemudian menjatuhkan biji gandum di atas sajadah kami. Sajadah saya dan sajadah Bang Azwar yang masih terhampar di hadapan kami. Saya tertawa dan berkata, “Lucunya burung itu, dia kira kita juga makan gandum kali ya?”
Bang Azwar juga ikut tertawa.
Lalu saya dan Bang Azwar mengumpulkan bijibiji gandum di atas kedua sajadah kami. Dari kedua alas sembahyang itu kami mengumpulkan biji gandum sebanyak tujuh. Biji gandum itu berjumlah tujuh. TUJUH. Angka yang oleh sebagian orang dianggap punya makna penting. Kami mencari lagi siapa tau ada yang masih tersisa, tapi ternyata sudah tidak ada lagi yang lain. Pun di atas lantai atau sajadah orang di sebelah kami.

Bang Azwar berkata, “Simpan saja, Gi!” setelah saya menyerukan jumlah tujuh biji gandum.

Kami menyimpannya hingga saat ini. Entah pertanda apa ketujuh biji gandum itu. Tapi kami berdua yakin pada waktu itu (dan sampai saat ini) bahwa Tuhan Yang Maha Tau dan Maha Penyayang memberikan tanda untuk menyatukan kami berdua. Amien...

Masih di Masjidil Haram...

Malam itu malam tahun baru Hijriah 1423, saya dan Bang Azwar mengambil keputusan untuk bermalam di mesjid.

Sudah jam 9 malam ketika kami sampai di mesjid. Saya ajak Bang Azwar untuk naik ke pelataran lantai 4, bagian mesjid yang tidak beratap, “Yuk kita lihat langit!” begitu ajakku. Bang Azwar mengangguk dan kami pun melangkah ke eskalator menuju lantai 4. Tidak ada orang yang mengikuti jejak kami. Suasana bagian mesjid ini sepi. Mungkin di pelataran di atas banyak orang ya? Begitu bathinku saat itu.


Sesampai di lantai 3, baru akan melangkah ke jejakan eskalator berikutnya, tibatiba, entah muncul dari mana, seorang wanita berjubah dan bercadar hitam datang dan berseru pada kami, “Hayya hajjah, hayya hajj,” lalu mengulurkan tangannya, ternyata dia memberikan 2 buah kembang gula berbentuk wajah orang, warnanya satu pink dan satunya lagi hijau. Kuambil dan kuserukan “Thankyou, hajjah!” lalu kami kembali mengamati kedua permen itu. Mungkin cuma tiga detik, mungkin lima detik, saat kuangkat wajahku, wanita berjubah itu sudah hilang. Kutengok ke eskalator turun dan yang naik, dia tidak ada. Mana mungkin dia menghilang begitu cepat? Saya dan Bang Azwar kembali terperangah merasakan keanehan/keajaiban ini.

“Mungkin tadi itu malaikat ya Azwar?” tanyaku dengan sepenuh heranku.
“Tapi permennya asli, Gi!”
“Iya tapi ke mana dia?”
Tidak ada orang lain di dekat eskalator itu, selain kami berdua!
Mungkin bila seperti di filmfilm, mustinya bisa kami lihat asapnya dulu sebelum dia betulbetul menghilang. Ah, dia raib terlalu cepat!

Saya tidak ingat apa saya memakan permen itu, kayaknya sih iya, yang saya ingat, Bang Azwar kuberi satu yang warna hijau.
Kembang gula berarti manis ya? Mudahmudahan hidup kami dipenuhi kemanisan, Insya Allah. Amien.

Keajaiban lain, lokasi lagi-lagi : di Masjidil Haram.

Saat berusaha mencium Hajar Aswad, saya ditemani Bang Azwar dan seorang kenalan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Cairo. Kukira di akhir musim haji, saat sudah banyak jemaah yang pulang ke negaranya masingmasing, kepadatan orang berthawaf juga akan berangsurangsur berkurang. Ternyata dugaanku salah. Jemaah yang tersisa malah terasa makin bersemangat dan berlombalomba menyempurnakan ibadahnya. Hal ini membuat kami pun berpikir, apa boleh buat, kita pun harus bersemangat menyempurnakan segalanya, termasuk mencium Hajratul Aswad.

Sebelumnya kami mengatur strategi, bagaimana caranya mendekati, bergiliran mencium dan bagaimana keluar dari kerumunan tersebut. Nah setelah mantap, kami pun berjalan mendekati pintu Kabah dari arah kanan (berarti kami akan melawan arus yang bergerak ke kanan. Kacamataku kulepas, kuletakkan di dalam tas yang tergantung di leherku. Kami bertiga bergenggaman erat, Kenalan yang mengantar tersebut di depan, saya di tengah dan Bang Azwar di belakangku. "Tidak boleh terlepas!" begitu kata sang pengantar kami. Di depan kulihat jubah Askar (tentara lakilaki = anggota keamanan mesjid) yang berdiri di ketinggian semen di tepi Hajar Aswad. Mungkin maksudnya untuk menjaga agar tidak terjadi keonaran di sekitar Batu Suci itu. Kami ikut antrian yang makin rapat di sekitar kami. Mudahmudahan kacamataku tidak pecah, doaku seraya merasakan kesesakan itu.

Namun, percobaan pertama kami itu gagal. Tibatiba keadaan menjadi kacau, ada desakan dari depan. Dan karena kami melawan arus, kami menjadi kacau dengan antrian kami yang tadi. Ah, mana barisan kami? Rasanya dada mau pecah sesak. Ingin menangis rasanya, siasia antri sekian lama. Desakan dari depan dan belakang seperti mengambil semua oksigen di sekitarku. Bagaimana bisa kami menembus semua ini? Akhirnya kami menyerah, apalagi saat peganganku dengan kedua orang yang lain terlepas. Saya mundur, menerobos kerumunan manusia. Kalah.

Wah, bagaimana ini? Sang kenalan yang mahasiswa Cairo, yang notabene sering mengantar orang mencium Hajratul Aswad pun tidak sanggup menahan gelombang manusia yang ratusan jumlahnya itu.


Dua hari berikutnya kami berusaha lagi, saya, Bang Azwar dan Nugroho (seorang teman perawat dari RS Bhayangkara Makassar). Rencana berubah. Kami memutuskan ikut antrian dari arah kiri Hajratul Aswad, berarti searah dengan arus thawaf. Kami memulai thawaf di
Rukun Yamani. Kami membaca doa thawaf, mulai mengelilingi Kabah dan saat putaran ke empat, kami mulai memperkecil jarak antara kabah dan langkah kaki kami sehingga akhirnya kami dapat menyentuh dinding Kabah pada putaran ketujuh.Kali ini saya yang di depan, Bang Azwar merangkulku dari belakang, sementara Nugroho mengekor di belakangnya Saat putaran terakhir ini hampir selesai, kami sudah rapat di dinding Kabah, ikut antrian ke Hajratul Aswad. Saat itu kulihat sang Askar di dekat Batu Suci, kupegangi jubahnya dari bawah.
Dia menoleh ke arahku, "Hajjah... Hajjah!" tapi dikebaskannya kakinya, mungkin supaya saya melepas tarikan di jubahnya.
"Help me, Mister!" seruku putus asa dengan dada sesak akibat himpitan.
Dia menoleh lagi, kali ini tersenyum dan melambaikan tangannya menyuruh sabar dan tetap maju. "Hayya... hajjah!" katanya

Tibatiba kulihat di depanku seorang teman Taufiqullhidajat (Kak Onasis), anak Pak Ande (Tiga Utama, ONH Plus)
"Kak OO!" seruku keras dan panjang.
Dia menoleh "Eh Gi... siniko!" lengannya melepas rangkulannya dari seorang bermukenah di depannya dan kemudian merangkul saya. Saya maju selangkah didorong bang Azwar di belakangku dan Nugroho di belakangnya lagi. Tibatiba rangkulan Kak Oo terlepas karena dia harus menolong wanita di depannya untuk mencium Batu Suci, tapi kemudian dia sempat berseru, "Ayo maju, Gi!"

Dan tibatiba di depanku berdirilah Hajratul Aswad, Batu Suci, The Black Stone. Seperti dalam film yang sementara di-"slow motion":
Saya terperangah 1 detik
Memasukkan kepala ke dalamnya
Hanya bisa membaca bismillahi alhamdulillah 3 kali
Merasakan wangi dari batu itu
Melihat tanda seperti 3 buah cap jempol warna putih di dalamnya
Merasakan kesunyian di dalam relung batu
Tidak mendengarkan lagi onar di sekelilingku, seperti masuk ke dunia lain
Dan tibatiba, saat semuanya usai, saya terdorong ke belakang, kakiku melayang. Entah apa yang terjadi, tibatiba saya sudah berada di belakang kerumunan manusia, di lingkar terluar thawaf, jauh dari Hajratul Aswad.

Saya terduduk, air mata berlinang, "Maha Suci Engkau, Ya Allah. Maha Pemberi segalanya. Terima kasih untuk memberikanku kesempatan ini.
Kutunggu Bang Azwar dan Nugroho yang mengalami kejadian serupa datang mendekatiku. Rupanya setelah mencium tadi, jemaah di belakangku yang mengangkat badanku. Rupanya begitulah cara keluar dari sana dengan aman! Kami dioverover di atas kepala para jemaah, agar tidak terlindas manusia yang maju.

Maha Besar rahasiaMu, Ya Allah. Terima kasih Tuhan.

Berikutnya adalah saat kami akan melewati harihari terakhir di Mekkah. Dua hari lagi kloterku akan pindah ke Madinah, sementara kloter Bang Azwar sore ini. Jadi saya menemaninya Thawaf Wada siang itu. Thawaf perpisahan. Kami sengaja masuk masjidil Haram dari pintu 24. Pintu Nabi, Babussalam, namanya. menurut sejarahnya, Nabi Muhammad SAW selalu melewati pintu itu bila hendak masuk mesjid. Dan kami sering melakukannya di harihari terakhir kami di Mekkah saat itu.

Siang itu udara sangat panas. matahari tepat di atas kepala. Jadi sewaktu kami menjejakkan kaki di pintu As-Salam, dan merasakan dinginnya marmer, terasa kesejukan mengaliri jiwa kami. Kami shalat dhuhur dan mulai berthawaf. Tidak terasa thawaf usai, kami bergegas kembali ke bagian mesjid yang beratap, mencari kran air zamzam dan minum sepuasnya. lalu kami duduk menatap Kabah. Tibatiba, datang seorang jemaah Indonesia menyapa kami. Dia orang Bugis juga, dan mengalirlah percakapan yang menakjubkan itu. Dia menceritakan bahwa dari Pintu As-Salam terdapat jalur yang selalu dilewati Nabi. Dia menunjukkan tiangtiang tempat dulu para jin dan syaitan menunggu Nabi Muhammad, menggodanya untuk tidak melakukan shalat, dan bagaimana Sang Nabi tetap teguh pada pendiriannya. Tiap hari, tiap waktu shalat tiba, beliau tetap berangkat ke mesjid menjalankan ibadah wajibnya dengan khusyuk. Kami mengikuti ceritanya dan berjalan bersamanya melalui tiangtiang tersebut.

Keberuntungan kami saat itu juga kami anggap sebagai keajaiban karena ternyata, menurut "kawan" kami itu, tidak semua orang tau kisah ini, tidak semua orang tau dan turut melaksanakan napak tilas Nabi Muhammad setiap harinya. Kami beruntung karena sempat tau. Dan kami takjub karenanya. Maha Suci dan Maha Pemberi Engkau Ya Allah, terimakasih sekali lagi untuk kesempatan mengetahui di mana sebenarnya "Jalan Nabi" itu.

Cerita lain lagi : sebelum berangkat ke Tanah Suci, banyak yang memperingati kita untuk selalu menjaga mata, telinga, mulut dan hati selama di sana, karena banyak bala yang dapat terjadi di sana akibat perbuatanperbuatan kita, baik di masa lalu, apalagi di Tanah Suci itu sendiri. Semuanya dijaga, berusaha tidak melanggar aturanaturan, agar semuanya berjalan baik, selamat dan damai.

Nah, berhubung sudah diwantiwanti begitu, saya pun berusaha melakoninya. Mengingat saya termasuk cerewet, suka jelalatan dan lainlain. Namun ada satu masalah : saya tuh paling tidak bisa menahan mulutku untuk mengeluarkan umpatan bila ada baubau aneh meracuni hidungku! Tepatnya : bau badan! Alias bau sakkulu'! Ampuuuun deh... kalo kejadian. Pasti saya langsung "Wei.... kok tidak pake rexona seeeh?"

Bagaimana kalo kejadian di Mekkah begitu. Kita semua tau ada berbagai macam suku bangsa terkumpul di sepanjang musim haji begitu. Bagaimana seandainya saat thawaf misalnya, di mana orang berjalan berdesakdesakan, saya tibatiba mengaromai ketiak orang? Bagaimana selanjutnya? Oh ya, tadi kita diperingatkan untuk menjaga mata, telinga, mulut dan hati kan? Tidak ada yang menyuruhku untuk menjaga hidung kan? Ah.... pikiranpikiran itu agak menggangguku sebelum berangkat.

Bagaimana akhirnya? Saya berangkat ke Tanah Suci dengan otakku yang penuh dengan wantiwanti para kisanakku. Sesampai di sana, saya mulai melakukan rukun wajib dan sunat yang pertama. Sepanjang hari itu, saya terkagumkagum dengan Ka'bah. Dengan Masjidil Haram. Begitu pula pada hari kedua dan ketiga. Namun memasuki hari keempat, perhatianku mulai terpecah dengan flu yang datang tibatiba. Flu berat menyerangku, tidak demam, tidak batuk, tapi cukup menggangguku saat harus ruku' atau sujud. Dan yang lebih ajaib lagi : PENCIUMANKU HILANG!

So... selama beberapa hari berikutnya saya tidak berpenciuman. Bau apapun yang ada di sekitarku, tidak kuketahui jenisnya, dan tentu saja itu berarti saya tidak mencela, tidak mengumpat dan bisa lebih sabar menghadapi segalanya. Ajaib kan?

Seperti jemaah haji yang lain saya juga punya sebuah foto sedang mengendarai unta. Untaku bernama Mehbub. Dia cantik sekali, putih bersih dan sangat ceria dengan bungabunga dan permadani di badannya
Oleh tukang unta, yang sekaligus tukang fotonya mengatakan bahwa saya cocok sekali mengendarai Mehbub (ehm.... ya iya laaah.... kan dia dapat duit kalo jadi!). Tapi kemudian dia melepaskan Mehbub untuk kukendarai sendiri tanpa tuntunannya. Untung hewan itu sangat jinak. Mungkin saking tenangnya Mehbub, saat turun, si empunya ngomong, "Wanna keep Mehbub? Bring him back home to Indonesia!"
Lucu kali ya, kalo saya pulang dari Tanah Suci oleholehnya unta hidup!


Sekali lagi, terima kasih Tuhan, telah Engkau berikan pengalamanpengalaman berharga dalam perjalanan religiusku kali ini. Berilah saya kesempatan lagi untuk kembali ke rumahMu, kembali ke Baitullah.

Terima kasih untuk segalanya, Ya Allah, Tuhanku Yang Maha Ghaib dan Maha Penyayang.

Selamat menyambut hari Raya Idul Adha 1430 H

Selamat menunaikan ibadah haji. Semoga menjadi haji yang mabrur.

Loewoengan Pekerdjaan Tahoen 1889


PENGOEMOEMAN !!!

DAG INLANDER,

HAJOO OERANG MELAJOE,...KOWE MAHU KERDJA???

GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE PERLOE KOWE OENTOEK DJADI BOEDAK ATAOE TJENTENK DI PERKEBOENAN-PERKEBOENAN ONDERNEMING KEPOENJAAN GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE DJIKA KOWE POENYA SJARAT DAN NJALI, BERIKOET:

1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat

2. Kowe poenja njali gede

3. Kowe poenja moeka kasar

4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie

5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak- pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel.

6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah.

7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.


KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAJAN DISANA KOWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI-DJOERI JANG BERTOEGAS :

1. Keliling rawa Senajan 3 kali

2. Angkat badan liwat 30 kali

3. Angkat peroet liwat 30 kali


Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja

Kowe nanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja, Batavia en Riaoeeiland.


Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :

1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil

2. Istirahat siang 1 uur.

3.Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago. Haastig kalaoe kowe mahoe..


Pertanggal 31 Maart 1889 Niet Laat te Zijn Hoor.. Batavia 1889 Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor Generaal H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij

Drakula Jago

Ada tiga drakula, mereka membuat kompetisi mencari yang paling kejam dan sadis.

Drakula yang paling muda mendapat kesempatan lebih dulu.
Tiba-tiba dia lari secepat kilat, terus dua menit kemudian sudah kembali lagi.
Mukanya penuh lumuran darah, seringainya sereem, katanya, "Lu pade liat desa diseberang bukit itu ?"
Yang dua lainnya ngangguk, "Iya, liat."
Desa itu..... habiissss!," ungkap sang Drakula.


Yang paling tua panas juga. Dia juga pergi sekelebat, terus 1 menit udah balik, mukanya juga penuh cucuran darah.
"Lu liat kota yang itu?," katanya sambil mukanya menunjukan kalau dia bangga.
"Iya, liat", yang dua ngangguk juga.
"Kota itu juga habiiissssss! " kata yang paling tua sambil ketawa serem,"Hua ha ha hah!"


Drakula yang satunya lagi tambah panas, dia juga pengen show off. Akhirnya dia juga lari sekelebat.
Temannya yang dua terperanjat, soalnya belum sampe setengah menit dia sudah balik, dengan penuh cucuran darah di muka dan matanya.
Temennya yang dua membatin, "Gila ni drakula, sangar amat, ternyata dia
yang paling jago".
Sambil ngosngosan dia teriak, "Lu pade liat nggak tiang listrik di pas belokan sana?"
"Liat! Liat!", kata yang lain.
"Sialan, gua kagak liat!!" seru si drakula kesakitan....!

Tempat Praktekku

Hari ini 13 November acara bacabaca doa di tempat praktekku, acara peresmian tempat praktek baru milikku dan Bang Azwar ceritanya.

Tempat praktek yang kumaksud ini sebenarnya garasi rumah orangtuaku, namun karena kemurahan hati Ibu, kami diijinkan membuat 3 ruangan di dalamnya : ruang praktek Bang Azwar, ruang praktekku, dan OK kecil untuk kamar tindakan. Nuansa biru-putih di dalamnya kami yakini memberikan suasana bersih dan nyaman. Pembangunannya sudah rampung beberapa bulan lalu (durante Juli 2008). Selama bulan Juli itu, rumah penuh debu dan berantakan sekali rasanya. Kami pun berdebardebar dengan bayangan : bagaimana ya hasilnya nanti? Apa sesuai dengan keinginan kami atau tidak? Macammacam pertanyaan berseliweran. Pun untuk bentuk pembatas ruanganku dan ruangan Bang Azwar, pun untuk bentuk dan ukuran wastafel, ukuran meja, bentuk bed-periksa, danlainlain... dan lainlain. Syukurlah sejak Juli hingga November ini sudah berfungsi menerima pasienpasien kami. Jadi di rumah ini sudah 3 dokter yang berpraktek: saya, Bang Azwar, dan of course Ibu!

Acara Ombaomba, kata orang Bugis, yang artinya : selamatan naik rumah baru (!) berupa acara makan ondeonde (Jawa: kue klepon) dan songkolo (nasi ketan) yang dimakan dengan palopo (gula merah cair), baru kami laksanakan sekarang ini. Biasa... klise: baru ada waktu. So, this is the grand opening of our private clinic

Semua yang disajikan memiliki arti yang baik :

- Ondeonde melambangkan keramaian (taburan kelapa parut di luarnya)dan kemanisan rejeki (bongkah gula merah/jawa di dalamnya), bentuknya yang bulat juga memberikan arti semuanya terjaga dan teratur, tidak putus, bulat, tentunya maknanya rejeki yang sempurna dan barokah.

- Sementara Songkolo yang lagilagi dimakan dengan gula merah merupakan gambaran makanan pokok yang sangat dibutuhkan manusia, dan makanan ini pekat (Bugis : janna, karena beras ketan diberi santan) dengan kebahagiaan hidup.

Sampiran yang lain adalah :

- pisang setandan yang bermakna persatuan dan kesatuan kami sekeluarga yang harus sekuat pengikat (tandan) pisang itu, tidak mudah diceraiberai tapi mampu pula memberikan kemanisan hidup

- telur, maknanya cikal bakal yang baik dan sempurna akan menghasilkan sesuatu yang baik pula

- air putih segelas dan kopisusu segelas melambangkan kemurnian dan tenaga yang diperoleh dari air yang diniatkan dengan baik

- sepiring ayam goreng hanya sampiran belaka untuk dimakan bersama songkolo, insya Allah menjadi tenaga yang barokah

- lalu, 2 blok resep milikku dan bang Azwar menjadi penanda kegiatan praktek yang insya Allah membuka pikiran kami lebih terang demi keselamatan dan kesehatan pasien

Acara dibuka dengan pembacaan doa syukur dan shalawat nabi, serta memohon ampunan dan berkah dari Tuhan. Yang pimpin oom-ku, adik ibuku, namanya Puang Setia. Lalu kami pun segera makan. Ada yang makan ondeonde, ada yang makan songkolo, ada yang keduaduanya.

Syukur Alhamdulillah, nikmatMu hari ini ya Allah...
Berikanlah kami selalu kesehatan agar dapat selalu membantu orang sakit menjadi sehat kembali dengan ijinMu, ya Allah.

Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami meminta pertolongan...

Mata Kaca

Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat saya bertugas sebagai Residen Bedah Junior di IRD RS Akademis

Di suatu siang, masuklah seorang ibu cantik dengan anak perempuan balitanya.

Si anak digendong karena darah mengucur dari kaki kanannya. Si ibu memberitahu kami bahwa si anak terjatuh dari tangga di rumahnya.

Setelah melakukan anamnesis (bertanya pada pasien dan ibunya tentang mekanisme jatuhnya) dan pemeriksaan fisik, kami berkesimpulan bahwa tidak ada tulang yang patah, dan yang robek hanya kulit dan sedikit otot di dekat tulang kering tungkai kanannya. Tapi untuk memastikan lebih lanjut, kami menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan radiologi tungkai kaki kanannya.

Si Ibu setuju dan dibuatlah foto rontgen kaki kanan anaknya setelah lukanya dibungkus kasa tebal.

Seperti dugaan saya sebelumnya, tidak ada tulang yang patah atau retak, jadi saya langsung membersihkan dan menjahit luka tersebut. Pada saat itulah saya melihat bahwa banyak bekas luka (sikatriks, scar) di tungkai anak tersebut, di lutut kiri, di kaki kiri, di tumit dan masih banyak lagi. Di lengan kanannya terdapat juga sebuah bekas luka panjang mulai dari bahu hingga siku.

Si ibu menjelaskan bahwa anak perempuannya itu memang nakal, sering jatuh karena manjat-manjat.

Saya tertawa saja dan menggoda si anak yang tampaknya tidak ngeri di”jahit”! Dia tidak nangis ketika lukanya dibersihkan lalu dijahit. Hanya matanya yang berkedipkedip berkacakaca, mungkin sudah biasa dijahit, lihat saja sikatriks di lengan dan kakinya!

Setelah semuanya selesai, si anak melompat bangun dengan lincahnya, ”Hei....!” teriakku kaget, ”Pelan-pelan, Sayang...nanti jatuh lagi!”

”Lihatlah itu dokter, dia benarbenar nakal kan!” si ibu mengomentari sambil melotot ke anaknya.

Saya tertawa lagi.

Tapi tidak tertawa lagi saat tiga minggu kemudian si anak datang dengan luka di kepala, kali ini diantar oleh bapaknya.

Setelah mengenali si anak, saya menanyakan padanya ”Mana ibumu?”

Dijawabnya dengan, ”Ibu dirumah, bu dokter...”

Kali ini dia tidak menangis juga, hanya kembali matanya berkedipkedip berkacakaca

Dari bapaknyalah kuterima penjelasan bahwa si ibu memang benar di rumah, stres mendekam di kamar.

Sesaat sebelumnya si ibu melempari kepala anaknya dengan stoples kaca.

Sesaat sebelum peristiwa "stopleskaca", si ibu memarahi si anak karena tidak menghabiskan makan siangnya.

Sesaat sebelumnya, sebelum si ibu memarahi anaknya, si bapak dan ibu bertengkar hebat garagara si bapak makin sering tidak pulang ke rumah, karena harus menjaga istri mudanya yang sementara dirawat di RS habis sectio (persalinan dengan operasi) anak pertama mereka.

Sesaat sebelum pertengkaran itu terjadi, ada seorang kenalan si ibu datang mengembalikan berlian jualan si ibu dengan alasan mutu berlian tidak sesuai promosinya.

Sesaat sebelumnya ....

Ah, betapa banyaknya kejadian beruntunruntun yang di ujungnya sini menyebabkan si anak berdarahdarah

Dan semua kejadian itu menyebabkan si anak perempuan manis hidup dengan badan penuh bekas luka. Dia berusaha menahan dirinya untuk tidak cengeng, tidak nakal dan tidak menyusahkan ibunya.

Hanya matanya saja yang berkedipkedip berkacakaca.

d i a m o n d

Diamond cannot be polished without friction

Gold cannot be purified without fire

Good people go through trials

but don't suffer with that experience

their life become better

not bitter

(anonymus)

Hari Blogger Nasional

Selamat Hari Blogger Nasional

27 Oktober 2008


Tepat setahun lalu, 27 Oktober 2007, Pesta Blogger Pertama di Blitz Megaplex Jakarta diselenggarakan Tema acara saat itu adalah "Suara Baru Indonesia" dan Menkominfo Muhammad Nuh mengukuhkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional.
Keep blogging and writing, teman!


Slide : Friends Are Forever



The Hands






























It’s bizzare with my right thumb. I often hold the operation instruments, so now I have an ossify on my right side of my right thumb. Painless, do not bother, but now I like to scrap the ossifying with my right index finger. This generate a bliss for myself, although the ossify do not be quit from my thumb.











Same thing happen with guitar player, his left fingers point(which is not left handed) will ossifying too. So do with people who is using small/tight shoes, there’re ossify area at the outside of feet palm or in tread area of the palm near thumb or heel, or ankle

That shares called clavus. It’s not dangerous, but sometimes, if the ossify shares keep contact with the trauma source, the pain and wound arise. Usually if those things happened we need operation to evacuate ossify area or clean the wound, so that we can avoid infection.

My suggestion for people using small/tight shoes: change it with more soft/wider number shoes


Unhappily, I cannot give good suggestion for myself, because how will I stop holding the operation instruments? It is my job. By keep holding the " trauma source" I could operate, could see the patient heal after operation, and.... can earn money!

UUD yes? Ujungujungnya Duit!

So Help me, God

some words for you

F R I E N D S


are like balloons

once U let them go

U can never bring them back

That's why I will tie Utight in my H E A R T


-----------




Troubles as light as air

Love as deep as the ocean

Friends as solid as diamonds

Success as bright as gold

These are my wishes for you

today and forever


----------------------



Always welcome the morning with a new spirit

a smile on u'r face

love in u'r heart

good thought in u'r mind

and you'll have a wonderful day


-------------------------------------




I opened my wallet,

found it empty!

I reached in my pocket,

found few coins,

I searched my heart,

found U and our friendship

then I realized and thank GOD : HOW RICH I AM !


---------------------------------------------------------




Days are 2 busy,

hours are 2 few,

second are 2 fast,

but there is always time 2 say

HAVE A NICE DAY 2 a friend like YOU


---------------------------------------------------------------------------



Do you know the relation between your 2 eyes?

They blink together,

move together,

cry together,

see things together

and sleep together

Eventhough they never see each other

Friendship should be just like that

Friends Are Forever


Friends are forever.

I repeat that sentence and I realize that righteously if friendship have to be permanent,

Wherever they are now,

Whatever they do now,

though they maybe do not remember me anymore.... (huhuhu...crying!!!)

Yup, I think the friendship have to be forever because we...


































































They are the pasts, now, and tomorrows' part

I wish the best for them.



---a

Jon Secada : Angel and Just Another Day

"Angel"

I, I can't read the future
But I still want to hold you close
Right now, is all I want from you
So give me the morning
Sharing another day
With you, is all I want to know


And baby I, I've tried to forget you
But the light of your eyes still shine
You shine like an angel
A spirit that won't let me go


I, I didn't want to tell you
Things I didn't want to know myself
I was afraid to show
But you gave me a reason
A reason to face the truth
To face the truth, face the truth, face the truth


And baby I, I've tried to forget you
But the light of your eyes still shine
You shine like an angel
A spirit that won't let me go
Won't let me go
Let go of my heart


"Just Another Day"

Morning alone
When you come home
I breath a little faster
Every time we're together
It'd never be the same
If you're not here
How can you stay away, away so long
hy can't we stay together
Give me a reason
Give me a reason.


I, I don't wanna say it
I don't wanna find another way
Make it through the day without you


I, I can't resist
try to find exactly what I miss
It's just another day without you
It's just another day


Making the time
Find the right lines
to make you stay forever
What do I have to tell you
I'm just trying to hold on to something
(Trying to hold on to something good)
Give us a chance to make it
Don't wanna hold on to never
I'm not that strong
I'm not that strong


I, I don't wanna say it
I don't wanna find another way
Make it through the day without you


Trying to find exactly what I miss
It's just another day without you.

The Marriage




s u a m i s t r i

Pointnya adalah bahwa :

= suatu pernikahan berarti pertautan 2 hati yang saling mencintai
= memperlihatkan rasa tanggungjawab terhadap kehidupan bersama
= juga bermakna penyatuan 2 keluarga
= pernikahan berarti ada sepasang cincin kawin yang mestinya selalu melingkar di jari
= dan suatu usaha mencari dan menyamakan kesukaan/hobby
= pernikahan berarti kalau bangun tidur pagi, kita harus membiasakan diri dengan adanya orang lain yang seranjang dengan kita (tidak boleh kaget, apalagi berteriak histeris!)
= dan pernikahan berarti mulai memikirkan :
-> mau bikin apa ya untuk sarapan, makan siang, makan malam suami nanti?
-> bagusnya hari ini suamiku pakai baju apa ya? Kemeja warna apa? Celana yang mana?
-> bagaimana dapat uang untuk beli susu anak dan tagihan sekolahnya
-> siapa yang musti bayar listrik, air, telpon, gas
-> bagaimana bayar cicilan mobil
-> beli sabun untuk nyuci pakaian setumpuk gunung, jangan cuma ingat belanja
lipstikbedakparfum
-> dan 2008 persoalan lainnya

Setelah diteliti, ditimbang dan dipikirkan baikbaik, ternyata : banyak yang aneh dalam hidup berkahwin itu, banyak positif-negatifnya, banyak pikir sana pikir sininya, banyak iyah-okeh dan ogah-emohnya, banyak pernyataan yang saling bertentangan, seperti :

= PERTAUTAN 2 HATI YANG SALING MENCINTAI?
Bagaimana kalau kedua hati itu lagi capek, banyak urusan dan tidak mau diganggu (dalam segala hal, mulai dari yang cuma mau diaaaaam saja nonton TV sampai yang tidak mau dicolekcolek!) atau bila yang satu lagi tidak mau ngobrol, sementara yang lain mau banget nyeritain kejadian lucu hari itu!). Apa kalimat “komunikasikan segala hal antara suami istri” masih berlaku pada saatsaat begini? Capek deeeeh....
Tapi coba ingat, mana itu masamasa perkenalan, atau pacaran atau ta’aruf atau apapun istilahnya yang dimaknai kalimat “tahu oncom pun serasa pizza”? Ingat dong itu semua, manis manis manis. Yang pertama dilakukan adalah “cooling down”, bo! Artinya : bobo aja dulu, baru ngobrol!

= TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEHIDUPAN BERSAMA?
Bila dulu kita hanya bertanggungjawab terhadap orangtua, guru, bahkan diri kita sendiri atas apa saja yang sudah kita lakukan, maka sekarang ada satu makhluk lagi bernama suami/istri yang harus dinafkahi, dicintai, disayangi, diurusi, dipatuhi, di... di... dipegang tangannya bila mau menyebrang jalan!

= PENYATUAN 2 KELUARGA?
Apa semua ikhlasikhlas saja bila harus mengetahui dan diketahui urusannya oleh keluarga di seberang sana (keluarga suami/istri)
Apa yang musti disatukan oleh 2 rombongan manusia yang sedari lahir memang sudah terpisah?
Oh yayaya... ambil positifnya : kita dapat sodarasodara baru, kita menemukan kegembiraan baru saat berkumpul, kita punya orangtua, tante-om, kemenakan bahkan kakek-nenek baru! Mana ada di toko dijual kakek dan nenek baru. Kalo tidak pelcaya boleh lhu olang tanya toko sebelah!

= SEPASANG CINCIN KAWIN SELALU MELINGKAR DI JARI?
Terus terang kami tidak pernah memakai cincin kawin kami sehariharinya. Bagaimana mau dipakai kalau sebentarsebentar kami harus mencuci tangan. Yaaa... kami diwajibkan mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien, sebelum dan sesudah operasi, dan sebelum dan sesudah makan!
Jadi mending itu sepasang cincin kawin disimpan di dalam lemari saja, dan cuma dikeluarkan pada saat tertentu, misalnya saat mau ke pesta, mau diperlihatkan ke oranglain ---entah apa urusannya— atau saat perlu dijual karena kehabisan dana untuk dugem! Ajip ajip ajip ajip ajip ajip *musik dugem neh....*
Toh dengan tidak memakai cincin apapun di jarijari ini, bukan berarti kami tidak saling setia toch...

= MENCARI DAN MENYAMAKAN HOBBY?
Tujuannya tentunya agar suami-istri berdua dapat hidup rukun tentram dan damai, setuju? Kalau begitu coba kita telaah hobby suami dan saya. Betul.... memang ternyata sama, sang suami suka bercocok tanam, menanam pohonpohon penyejuk halaman dan sangat mencintai bunga yang bermekaran karenanya. Sementara saya pun sangat mencintai bunga.... bank!
Yu mari.... Mari ki’ di....

= TIDUR BERSAMA?
No comment untuk yang satu ini

= BELAJAR MASAK
Supaya tidak bingung dengan sarapan, makan siang, makan malam suami nanti, memang sebaiknya kita belajar masak, tapi kurasa lebih baik lagi kalau kita makan di luar saja. Nyamnyamnyam...

= TAGIHANTAGIHAN
Waktu pacaran, dana sekian puluh persen terserap untuk beli pulsa. Setelah berkahwin kami dipusingi oleh 2008 jenis tagihan yang sampai di rumah setiap bulannya. Rasanya tidak ada yang enak, yang satu tidak lebih baik dari yang lain. Ya iyyalaaah, mana ada urusan bayarbayar semacam itu menyenangkan? Tapi kalau masalah DIBAYARKAN/DIBAYARIN (dhuh... siapa tyuh yang begitu baik hati membayarkan?) pasti sangat sangat sangaaaat membahagiakan!

Begitulah kurang lebih. Semuanya simpel tapi rumit juga, suka namun sesekali ada juga dukanya, aneh tapi lucu juga....
Dirangkum sajalah menuju suatu kebaikan.
Harus begitu,
Selalu begitu.
Agar si sakinah, si mawaddah dan si warrohmah datang menghampiri rumah kita




a g i q a z w a r

Mau Cerita

[nust88] Mauka Cerita
Friday, April 11, 2008, 12:18 AM
From: "Tenriagi Malawat"
To: "nust88" nust88@yahoogroups.com

Hari ini hari kedua suamiku bersamaku lagi tinggal di Makassar. Setelah hampir 4 tahun berpisah karena dia harus sekolah di Jakarta, dan hanya pulang sehari-dua kalo ada libur atau urusan cito/urgent, akhirnya kami diijinkan tinggal bersama lagi karna sekolahnya sudah klaar.

Senangnya...

Hari pertama kemarin, waktu saya lagi tugas di Maros, dan dia lagi tugas di Mks, ku-sms-ki : Bos, rasanya tidak percaya kamu ada di Makassar sekarang ini. Dan apa jawabnya? Dibalasnya dengan : Iya, Anak Buah, saya juga tidak percaya.

Hari kedua, tadi, saya masih buruburu ngecek cucian yang mustinya sudah kering karena harus segera dibawa pulang ke Jakarta, padahal untuk apa? Dia ketawa ngakak : Woe Anak Buah, sapa yang mau balik ke Jakarta? Entah besok kejadian apa lagi.

Nah nah itu sedikit curhatku? Curhat? Noway. Thats just an experience that I shared to all the people that never live separated. Panjang banget, curhat mi itu nosel!

-a

Katon dan Chrisye

Katon Bagaskara


Kadang

Kadang ingin engkau di sini

tuk duduk menemani

bicarakan kisahmu sehari


Kadang ingin aku ikuti

ke mana engkau pergi

dan memandang senyummu berseri


Kini aku sadari

engkau begitu berarti

Isi ruang hidupku

Penuh cinta bertabur rindu


Kadang ingin jumpa dirimu

di setiap mimpiku

bersama berdua menyatu


Kadang ingin dengar suaramu

tuk menyanyikan lagu

yang hanya kucipta untukmu


Kini aku sadari

engkau begitu berarti

Isi ruang hidupku

Penuh cinta merindu


Jatuh cinta padamu

terkadang kepayangkan jiwaku


Kadang ingin kau duduk menemani

Kadang ingin ikuti engkau pergi

Kadang ingin jumpa di setiap mimpi

Kadang ingin dengar engkau bernyanyi



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Chrisye


Untukku


Ke mana langkahku pergi hanya ada bayangmu

Kuyakin makna nurani kau takkan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi janganlah ragu bersauh


Walau ke ujung dunia pasti akan kunanti

Meski ke tujuh samudra pasti ku 'kan menunggu

Karna kuyakin kau hanya untukku


Ke mana langkahku pergislalu ada bayangmu

Kuyakin makna nurani kau takkan pernah terganti

Pandanglah bintang berpijar kau tak 'kan pernah tersembunyi

Di mana engkau berada di sana cintaku


Walau ke ujung dunia pasti akan kunanti

Meski ke tujuh samudra pasti ku 'kan menunggu

Karna kuyakin kau hanya untukku

slide : h a p p i n e s s


 

THE SOUL © 2008. Template Design By: SkinCorner