Gratifikasi = Anugrah ???


Apa itu gratifikasi?
Kalo anugrah mah saya tau : Anu Gratis Hahaha....
Kalo di kamusnya netizen maka anugrah itu ditulis gini :
Anugrah (noun) : barang dan jasa dari pihak pemberi yang berpindah dengan gratis (tidak perlu biaya dan atau barter barang) ke pihak penerima yang tentunya sangat bergembira
Lha kalo gratifikasi? Mungkin sama saja arti dan metodenya.
Pun berbeda, hanya di pemerannya saja.
Kalo anugrah dilakoni oleh saya dan bangsa alay lainnya, sementara kalo gratifikasi diperankan oleh orangorang yang lebih intelek.

Yayaya.... saya memang penerima anugrah/gratifikasi ini
Sejak dulu
Di sini saya mau membuat pengakuan
Pengakuan dosa
Dosa yang nikmatnya tiada tara
Lha bayangkan saja, hari geneeee dapat sesuatu gratis, ah.... nikmatnya....
Wong sekarang BAK saja musti bayar eee... jadi nikmat toh kalo gratis

Gratifikasi ini sudah diperkenalkan sejak dulu pada saya.
Yang saya ingat, orangtua saya sering menasehatiku begini, "Apa yang kita dapatkan hendaknya merupakan hasil usaha kita sendiri, jangan mengharap bantuan ataupun bersandar pada orang lain!"
Papa sangat keras dalam hal ini, ujarnya, "Jang suka pi batadatada mulut ka orang!!!"
(Jelas itu bahasa Belanda, jelas sekali...!!)
Artinya, jangan pernah pergi tadah mulut ke orang lain, jangan pernah minta makan ato barang gratisan dari orang lain, tidak boleh berharap sama orang lain!
"Jang parnah pasang muka kasiangkasiang ka orang!!"
Artinya, jangan pernah menampakkan wajah kesusahan pada orang lain, jangan pernah mengharapkan belas kasihan orang lain...

Tapi kenyataannya dalam aluralur berkehidupanku sering saya mendapat gratifikasi itu.
Mungkin gaya saya gaya batadatada mulut kali ya ato muka saya muka kasiangkasiang
Entahlah

Yang jelas saya adalah pelakon gratifikasi, tojengka!! Sumpah!!

Saat bertugas sebagai dokter PTT di Majene, saya sering diberi minyak kelapa (minyak Mandar) sama orang, gratis!
Tak terhitung jumlah kelapa, pisang, labu, pepaya, ikan asin, telur ikan tuingtuing (ikan terbang) untukku selama 3.5 tahun bertugas, gratis!! Sampai kadang kalo saya mau pulang ke Makassar, saya ndak pamit sama tetangga atau orang Puskesmas, karna kalo minta ijin tibatiba ada karung berdiri berisi kelapa atau dos berisi ikan asin bambangan yang beken itu.

Cerita lain terjadi saat naik bis Makassar-Majene atau sebaliknya, tak terhitung berapa kali saya dapat gratisan Roti Maros, salak pinrang atau jagung rebus! Kalau supir bis yang memberi berarti "jatah supir" itu karena bis berhenti istirahat di toko atau los penjual buah, biasanya kubalas dengan memberikan sepapan atau 2 papan vitamin. Kalau sesama penumpang bis yang membayari biasanya karena dia mantan pasien atau kawan kenalan. Senang kan....

Trua saat makan di restoran, pas mau membayar, ternyata bill sudah dibayarkan oleh entah siapa tadi, kadang pasien, kadang anggota DPR, Bupati, kawan kenalan dll
Kalo sudah gini kadang menyesal tadi pesan makanannya hemathemat!!

Belum lagi undangan makan gratis ke berbagai acara, nikahan, sunatan, akikahan, masuk rumah baru, naik jabatan, sampai takziah!!
Aaaah... pigi tadatada mulut duluuuuu.... ndak perlu masak kitaaaa....
Trus kalo pulang dari acara, biasanya ada rantang berjal an di belakangku!!
Rantang besar isi bermacam makanan pesta, bisa untuk makan 2 hari sebagai bujang lokal tempo itu!!
Ihhiiiii.... ndak masak 2 hari kitaaaaa!!

Waktu sekolah bedah, setelah selesai bantubantu dokter konsultan operasi, biasanya diajak makan, gratis!!
Ya iyyalah....
Atoooo langsung dikasi duit sama beliaubeliau itu, pemberian itu diawali dengan pertanyaan, "Ko sudah makan? Ambil ini duit ko pi makan eee....!"
Senangku! Karna biasanya duit berlebih sehingga bisa mengajak kawan makan berdua atau bertiga.
Ato bisa buat beli blus 1!! Biar ndak makan, yang penting gaya dengan baju baru toch!!
Sebagai anak sekolah, itu merupakan anugrah terindah
Sungguh!

Saat harus membawa tugas pendidikan pun kita sering menerima gratifikasi, karena bisa sekalian jalanjalan dengan fasilitas anugrah. Transport, makan minum, hotel, kadang dapat duit buat beli oleholeh juga dari konsulen. Yang penting tugas selsai dan tidak malumaluin.
Senangnya!

Nah ini bagian yang paling hot!
Saat temanteman dari perusahaan farmasi yang biasa disebut detailer ato agen representative mendatangi kami.
Ehm.....
Ada yang mau minum dulu? Sapatau haus!
Ato mau BAK dulu? Sapatau kebelet!
Selesaikan saja dulu minum ato ke belakangnya, nanti baru saya cerita lagi!

Nah, jadi, mereka itu datang, kadang bawa martabak, kadang nasi goreng
Hot kan??
Gratis!!
Dimakan bersama sambil ceritacerita ngalorngidul
Kadang mereka menawarkan sesuatu yang tidak dapat saya tolak rasanya.
Ikut acara ilmiah gratis!
Imingiming yang sangat menggiurkan, bukan?
Bagaimana menolaknya? Bisakah kita menolaknya? Mampukah?
Padahal katanya sih ada dana peningkatan SDM, dana ikut acara ilmiah yang dibolehkan. Dan ada Undangundang yang mengaturnya. Lagian kami dokter Indonesia dituntut mengumpulkan poin SKS untuk membuat ijin praktek. Bila poin ridak cukup, tak bisa mengurus perpanjangan registrasi dokter (STR)
Jadi?
Begini caranya, bisalah kita tanyakan apa yang harus dibalaskan ke perusahaan farmasi itu. Bagaimana persyaratannya.
Karena kadang mereka menganggap itu "hutang" kita pada mereka.
Bila dokter menerima ajakannya, maka harus memakai obat milik mereka ke pasienpasien. Hitunghitungannya ada, kata mereka.
Tentunya itu mengikat!
Pelajari obatnya, pelajari sendiri, selidiki dengan membaca dan membaca lagi, pakai ilmu Farmako, jangan belajar dari mereka saja, karna pasti keunggulan obatnya saja yang diutamakan. Selalulah berhatihati.
Bila kalian tak mau terikat, jangan terima mereka
Jika tak mau berhutang, sebaiknya dibicarakan di depan.
Kalau tak mampu membebani diri jangan cobacoba!

Pakai otak
Pakai hati
Pasien yang terindikasi perlu obat tertentu, cari dulu obat generik atau obat yang masuk formularium asuransi. Bila tidak ada, maka jejerlah obatobat paten itu, cari yang paling rendah harganya, pemilihan in a row, tidak pakai imingiming, tidak pakai hutang!
Ilmu farmakologi dipertajam lagi. Pelajari apa kelebihan dan kekurangan 1 jenis obat dengan nama yang berbedabeda.
Ada obat generik dengan harga murah efeknya lebih bagus ke pasien, ada pula obat paten dengan harga menjulang tokcermantep menghalau penyakit. Apa boleh buat kalo sudah begini. Yang penting itu yang terbaik.
Gila aja rasanya, memberikan tambahan penderitaan membeli obat pada pasien yang memang sudah sakit kasiaaaang.....
Coba liat dong pung muka kasiangkasiang itu eeee....
Mestinya ada welas asih kita sebagai dokter yang menangani pasien.

Itu resepku.
Begitulah.
Selama ini berhasilberhasil saja.
Saya bisa senangsenang saja.
Tanpa beban, tanpa hutang.

Jadi, jangan sampai gratifikasi itu menyiksa saya
Awas saja!
Tidak mau saya.
Bisa bangun Papa dari kuburnya kalo saya anehaneh.
Didatanginya saya, melotot dan bilang, "Kanapa Papa mati, ko jadi gila? Ko su seng punya hatikah?"
Yang ditanyakan hati bukan otak. Karena otak selalu ada di kepala apalagi selalu dipakai buat berhitung, tapi hati kadang sembunyi di belakang rusuk, lupa diingat dan tidak diindahkan
Pasti begitu, pasti!

Jadi tenangtenanglah wahai Dokter Indonesia, semua ada jalannya, terang lampunya, indah warnanya bila otak dan hati dipakai
Iman, ilmu, amal padu mengabdi
Insya Allah yang terbaik hasilnya.

No comments:

 

THE SOUL © 2008. Template Design By: SkinCorner