Dan Cecarlah Kami


Ini foto kemarin, pas Hari Pahlawan 10 Nopember 2015
Ini foto kami, sebagian kecil dari 155 orang Orbita FKUH'91, yang sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, dalam dan luar negeri, hm.... bahkan beberapa dari kami sudah mendahului kami ke alam lain.
Kami menyempatkan diri berkumpul di suatu sore mengadakan arisan, memperkuat silaturrahim, saling berkabar satu dengan yang lain, bercerita soal kawan, keluarga dan pasien.
Janjinya sesuai undangan jam 4, tapi yang lucu, kami tidak datang bersamaan, ada yang beda semenit, 2 menit, stengah jam, bahkan ada kawan yang sudah pulang baru kawan yang lain datang.
Kenapa begitu?
Karena urusan kami sebelum dan sesudah acara ini bedabeda.
Ada yang mesti menyelesaikan poli dulu di siang hari, ada yang mesti visite pasien dulu, ada yang mesti tuntaskan operasi, ada yang harus urus anak dan suami dulu baru bisa bebas ke arisan, lantas ada yang buruburu pergi karena sudah ditunggu pasien di tempat praktek, atau di meja operasi!!

Memang yang tampak di luar adalah kami semua tersenyum, ketawa, bahagia.
Kalian mungkin tidak tau apa yang kami lewati seharian ini, hanya agar kami bisa bertemu dengan kawan sahabat hanya selama setengah jam itu!!
Memang yang kelihatan hanya baju yang bagus dan warnawarni.
Kalian mungkin tidak mengerti kenapa kalo kalian berada di dekat kami, kami (saya ji barangkali ini di'!!! Nanti marah kawankawanku :D ) ternyata sangat sakkulu, karena baju yang dipakai menjelang maghrib itu adalah baju yang dipakai sejak pagi dan sudah diajak thawaf dan sai' keliling RS!!

Sudah berhari, berbulan, bertahun, kami membaca dan mendengar di berbagai media soal profesi dokter yang disorot, disudutkan, dicecar...
Ah, kalian tidak pernah tau apa yang kami alami sesungguhnya setiap waktunya.
Media sering menceritakan berlebih suatu kejadian, bagus kalo positif, tapi kalau negatif, maka hancurlah kami. Karena kami sulit mengelak, sulit membela diri.
Karena bila kami membela diri, kami harus punya waktu dan tenaga ekstra untuk itu.
Bila kami mogok, pasien bisa terlantar toch.
Maka kami dengan kesadaran penuh, sangat menghindari aksi mogok.
Pun itu terjadi, maka kami sudah mengatur sedemikian rupa supaya pelayanan di RS tetap berjalan. Tidak pernah ada RS ato puskesmas atau balai kesehatan yang kosong dengan sengaja akibat cecaran orangorang pada profesi kami.
Pun masuk media, maka ya itu tadi, semua berlebihan diulas.
Kami juga harus percaya bahwa pejabat dari perkumpulan kami atau senior yang duduk di pemerintahan mampu menyelesaikan masalahmasalah kami secepatnya.

Hari ini kami, untuk kesekian kalinya, mendengar berita meninggalnya adik kelas kami di Dobo kepulauan Aru, akibat kecurigaan infeksi viral Post Morbili yang menyebabkan penurunan kesadaran (gejala radang otak/Encephalitis)!!
Ya Allah, dia baru saja pergi menunaikan tugas pada bulan Mei 2015 ini di sebuah pulau kecil di dekat Papua sebagai tugas awalnya menjadi dokter, dia hanya ingin membantu masyarakat di sana.
Ya Allah, ampuni dosanya, lapangkan jalannya, mohon berikan tempat terbaik bagi adik kami almarhum dr. Dionisius Giri Samudra (Andra) FKUH 2009.

Beberapa bulan lalu, kami mendengar seorang adik kami sedang hamil 7 bulan didiagnosis Leukemia. Penanganan yang sulit dihadapkan padanya, antara menunggu waktu kelahiran yang normal namun membahayakan si Ibu yang semestinya segera dikemoterapi, atau terminasi kehamilan saat 7 bulan itu. Dan si Ibu memilih untuk menunggu sang bayi lahir pada waktunya!!
Alhamdulillaah 2 minggu lalu si bayi lahir dan si Ibu sekarang mendapat terapi untuk penyakitnya.

Dua minggu lalu ada dokter yang ikhlas menyumbangkan satu ginjalnya untuk anaknya. Rela melewati nyeri dan rasa seram saat operasi. Ikhlas menerima kenyataan ginjalnya tinggal satu dan harus dipelihara sebaikbaiknya.

Dokter itu manusia biasa.
Bisa sehat dan tertawa, bisa sakit dan parah bahkan meninggal.
Kasusnya banyak, kawan, hanya tak sempat diangkat saja.
Tidak menarik buat dibahas detail. Yang menarik adalah :
Ternyata gaji dokter sangaaaaaaat tinggi (Iyakah? Keponu anuuuu...)
Ternyata ada namanya gratifikasi dari perusahaan obat (lihat definisi gratifikasi dan UU yang mengatur pemberian dana tsb!)
Ternyata sekolah kedokteran mahal dan setelah wisuda para dokter itu menghalalkan segala cara untuk balik modal (piciknya bila ada dokter yang demikian. Mudahmudahan tidak ada)

Ah... kalian tidak paham apa yang sesungguhnya kami lalui
Kalian tidak mengerti cerita sebenarnya selain yang dibaca di koran, di medsos, di TV, dll
Detailnya ada, kawan....
- Mulai dari kami lulus ujian masuk FK,
- Kelaskelas kedokteran yang amat panjang dan melelahkan,
- Kehidupan sebagai koasisten di RS dengan makan dan tidur yang tidak teratur,
- Selesai sekolah harus ujian kompetensi,
- Dapat penempatan di RS dengan fasilitas yang minim,
- Dapat Puskesmas di daerah yang masih menggunakan kelapa, pisang, ikan atau hasil bumi lainnya sebagai alat barter jasa pelayanan dokter
- Harus naik turun gunung dengan berjalan kaki ke wilayah daerah tertinggal di pelosok desa, kadang berkuda, atau menyeberangi sungai dan laut
- Harus berpisah dari keluarga saat menimba ilmu di negeri orang,
- Saat harus duduk di kursi pejabat dan membawa aspirasi seluruh dokter Indonesia,
- Masalah jasa medis yang tidak sesuai tarif pelayanan, dan tidak adanya transparansi keuangan dari jajaran direksi
- Terpaparnya kami dengan darah/penyakit yang diderita pasienpasien kami,
- Debaran jantung saat mengiris tubuh pasien dan berusaha menyembuhkannya,
- Masalah seorang dokter yang sementara melakukan operasi pasien anak dan di rumah anaknya sendiri sedang demam (bagus kalau rumahnya di sebelah RS, anak dekat saja.... lha kalau anaknya ada di seberang lautan, piye???)
- Kadang kami harus bertemu dengan masyarakat yang menganggap kami superman/woman yang harus melayani 24 jam,
- Perasaan yang tersayat saat pasien tidak sembuh,
- Dst dst dst.....
Kami melalui dan merasakannya, kawan
Walaupun mungkin apa yang kami alami itu tidak bermakna bagi perputaran dunia

Kami mungkin hanya jadi Pahlawan bagi sebagian orang yang sudah pernah kami 'touch', karena kami sadar semua itu adalah kehendak Tuhan. Semua yang terjadi adalah atas kuasaNYA.
Jadi mohon jangan anggap kami dewa,
Jangan pula anggap kami penjahat.

Kami hanya manusia biasa dengan sekian banyak problema hidup seperti orang lain.
Kami hanya ingin hidup tenang seperti orang lain, supaya bisa melaksanakan tugas sebaikbaiknya.
BTW, selamat Hari Kesehatan Nasional 12 Nopember 2015

No comments:

 

THE SOUL © 2008. Template Design By: SkinCorner