Pintu Ruang Praktek



Saya lagi nungguin pintu itu terbuka dengan dumdumglet.
Siapapun bisa membuka dari luar karena tidak terkunci dan memang masih jam praktek waktu gambar ini di-klik.
Malam ini saya sudah membuat perjanjian dengan beberapa orang.
Yang pertama seorang dokter, adik kelas, yang membawa keluarganya berobat,
dia datang dan, alhamdulillaah, saya bisa memberinya saran usaha apa yang harus dilakukan supaya keluarganya sembuh.
Yang kedua seorang keluarga yang bingung dan perlu curhat karena anaknya ternyata pemakai narkoba.
Pun si anak sudah aman dalam bimbingan badan narkotika nasional, ortunya ini tentu perlu "ventilasi" juga untuk meringankan perasaannya.
Dan, alhamdulillaah, saat saya temani menunggu giliran masuk praktek Puang Ibu, dia bisa sedikit gembira karena saya sedikit ahli membuat orang tertawa.
Yang ketiga, seorang kawan yang baik hati datang membawakan oleholeh dari Bali
Ini pun melalui proses menunggui pintu itu terbuka.
Dan alhamdulillaah, kawanku itu datang membawa kue bolu harum yang sangat lembut dan sungguh harum mewangi, dahsyatlah menurutku!
Jadi ingat lagu jaman dulu :
🎼🎵🎶🎵🎶 Sebentaaaaaar lagi, ibu datang
Membawaaa oleeeeeeoleeeeeee
Pisaaaaang goreng, kacaaaang asin, rotiiiiii, kueeee boluuuuuu 🎵🎶🎵🎶
*sederhananya oleole jaman dulu yaaa....
Nah yang keempat, saya masih menunggu dia waktu gambar ini di-klik.
Dia juga kawan lama.
Lamaaaaaa sekali, sudah bertahuntahun.
Sering bertegur sapa dan bercengkerama bersama.
Anehnya saat ini dia berkeras mau bertemu berdua saja.
Katanya ada yang perlu dibicarakan empat mata, penting, urgent.
Tak mau dia sampaikan hal apa yang perlu dibicarakan itu, yang jelas dia tidak sakit, begitu katanya sambil tertawa tempo hari.
Penasaranlah saya.
Penasaran karena tujuannya belum jelas.
Penasaran karena malam makin larut dan dia tak kunjung tiba.
Makin penasaran karena dia tak bisa dihubungi setelah perjanjian kedatangan disetujui kedua belah pihak tadi siang.
Penasaran membuat perasaan dingin di tangan dan kaki saya.
Rasa ingin berkemih pun muncul sampai dua kali saat menunggunya
Dan herannya menunggu membuat hati saya berdebardebar tak menentu, dumdumglet, dumbadumba gleter, berdebar disko!
Terutama waktu gambar ini di-klik.
Karena rasanya sisa dia yang belum datang memenuhi janji malam ini
Pelanpelan saya periksa ruang chatingan dengannya seharian, mencari jejak tujuan ingin bertemu, tapi tak saya dapati datanya.
Begitu pula nihil petunjuk saat saya mengorek memori di kepala waktu mengobrol seharian bahkan beberapa hari sebelumnya.
Jadi akhirnya, saya hanya bisa menatap pintu itu.
Mari kita konsentrasi pada pintu itu.
Siapapun bisa membukanya dari luar sekarang ini.
Termasuk dia yang saya tunggu.
Sudah mulai larut saat tibatiba berkelebat kemungkinan tujuannya bertandang hari ini, malam ini
Kemungkinan pertama : dia mau pinjam duit !!
Kemungkinan kedua : dia mau menyatakan cinta !!
*mari kita kunci pintu itu
*sudah larut
*jangan sampai ada yang bisa membukanya dari luar

No comments:

 

THE SOUL © 2008. Template Design By: SkinCorner